radja adalah nama sebuah grup
band asal Jakarta yang berdiri pada tanggal 17 Maret 2001. Band ini
digaungi oleh 4 orang personil, yaitu : Ian Kasela (vokalis) , Moldy
(gitaris), Shuma (bassist), dan Adit (drummer). Nama radja
digunakan bukan karena tanpa alasan. Mereka sepakat menamakan band
mereka dengan nama tersebut, dengan harapan dapat membawa band mereka
menjadi besar dan mampu merajai musik Indonesia pada waktunya. Mereka
menginginkan lagu yang mereka ciptakan dapat didengar dan dinikmati oleh
seluruh masyarakat Indonesia, seperti radja yang pada masa
silam mampu memikat seluruh rakyatnya dengan pesona dan kharisma yang
dimilikinya. Namun impian ingin dipuja itu tidak membuat mereka ingin
memiliki jarak dengan para penggemarnya, karena itu nama band ini
diawali dengan huruf kecil, dengan maksud mereka berharap kelak setelah
mereka mampu menjadi seperti radja, mereka juga dapat tetap dekat dengan para penggemarnya.
Pada tahun 2001 banyak hal yang terjadi pada radja.
Diawali dengan demo mereka yang diterima dengan baik oleh salah satu
perusahaan rekaman pada saat itu. Materi lagu yang mereka ciptakan mampu
membuat Universal Music Indonesia ingin menjalin kerjasama dengan radja.
Mereka pun bekerjasama sehingga menghasilkan sebuah album perdana yang
diberi judul “Lepas Masa Lalu“ dengan hitsnya “Biar Aku Menjagamu“.
Disayangkan pada saat itu di dalam Universal Music Indonesia sendiri
sedang ada masalah yang menyebabkan mereka harus gulung tikar sehingga
album perdana radja tidak dapat didistribusikan dan dipromosikan secara maksimal. Apa boleh buat, album perdana ini tidak mengalami kesuksesan.
Kegagalan
yang dialami oleh band ini membuat mereka vakum dari kegiatan hampir
selama 1 tahun. Hal ini membuat para personil berada dalam kondisi tidak
nyaman, sehingga akhirnya 2 orang personil, yaitu Shuma dan Adit
memutuskan untuk mengundurkan diri dari band yang mereka naungi. Sejak
pertengahan 2002, Shuma dan Adit tidak lagi tercatat sebagai personil radja. Tinggal Ian dan Moldy yang bertahan meneruskan nasib band ini.
Tahun
pun berganti, awal tahun 2003, Moldy yang saat itu sedang pergi secara
kebetulan bertemu dengan Indra seorang pemain bass yang dikenalnya
melalui seorang teman Moldy yang bernama Wisnu. Dari sinilah cerita
selanjutnya berawal. Moldy pada saat itu tanpa basa basi mengajak Indra
untuk bergabung dalam band radja, karena saat itu Indra masih
menjadi pemain pada sebuah band cafe, ia tidak langsung mengiyakan
ajakan Moldy tersebut. Pada saat yang sama Moldy pun meminta Indra untuk
merekomendasikan drummer yang dikenalnya. Dari sinilah kemudian keluar
nama Seno. Seno adalah sahabat lama Indra yang kebetulan saat itu
menjadi drummer band cafe yang sama dengan Indra. Kemudian Moldy
mengajak mereka berdua untuk bertemu.
Melalui
beberapa kali pertemuan dan latihan bareng di studio, Indra dan Seno
kemudian tertarik untuk bergabung dengan Ian dan Moldy di radja. Bulan Mei 2003 mereka resmi bergabung , posisi radja berubah menjadi : Ian Kasela (vokalis), Moldy (gitaris), Indra (bassist), Seno (drummer).
Di
tahun yang sama mereka membuat demo. Karena sulit untuk bisa menembus
perusahaan rekaman, mereka lalu sepakat untuk mengubah strategi dengan
mencari donatur yang mau mendanai rekaman mereka. Usaha demi usaha
dilakukan hingga membuahkan hasil. Melalui perkenalan Moldy dengan Pak
Heru yang saat itu menginginkan Moldy memproduseri dan menciptakan lagu
untuk bandnya, malah membuat radja dapat berkenalan dengan team Kwitang yang kemudian hari menjadi bagian terpenting bagi karir radja.
Team Kwitang dipimpin oleh Bapak Isfan Fajar Satrio. Beliau dengan tulus dan ikhlas membantu radja
dalam segala hal.Selain mendanai seluruh proses rekaman , beliau juga
tanpa henti terus menyalakan semangat berjuang dalam diri keempat
personil band ini. Melalui kerja keras dan kerjasama yang baik akhirnya
sebuah master album telah siap untuk didistribusikan.
Berbekal
master yang mereka miliki, mereka kemudian mencari perusahaan rekaman
yang mau bekerjasama dengan mereka untuk mendistribusikan album radja . Di sinilah kemudian Malta Music Indonesia mengambil peran dalam perkembangan karir radja. Malta Music Indonesia bersedia untuk bekerjasama dengan radja untuk mengedarkan album kedua radja yang bertajuk “Manusia Biasa“ dengan lagu hits “Cinderella“ dan “Jujur“ .
Sangat disayangkan, karena Malta Music Indonesia adalah minor label dalam perindustrian musik Indonesia, album kedua radja lagi-lagi tidak dapat diedarkan secara maksimal ke seluruh penjuru Indonesia. Hal ini membuat radja memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak kerjasama mereka yang saat itu berakhir pada tahun 2004.
Lepas dari Malta Music Indonesia, radja
lalu mencari mayor label yang mau menaungi mereka. Ternyata
keberuntungan mulai berpihak kepada mereka berempat, pada akhir ahun
2004, mereka dipercayakan untuk menjadi grup band yang dinaungi oleh EMI
Music Indonesia.
Setelah bergabung dengan EMI Music Indonesia, radja langsung mengeluarkan album repackage dari album mereka sebelumnya, karena album kedua radja
dinilai memiliki nilai jual yang bagus namun tidak terpromosikan saat
itu. Tanpa membuang waktu lama, mereka pun meluncurkan album repackage
yang diberi judul “Langkah Baru“ yang berisikan lagu-lagu mereka di
album sebelumnya ditambah dengan 3 buah lagu baru, pada awal tahun
2005.
Album ketiga radja ini
sungguh di luar dugaan, perjualannya tidak hanya bagus, malah mampu
melewati target penjualan saat itu. Lagu hits mereka “Jujur“ hampir
setiap hari terdengar di mana-mana, nama para personil radja
pun mulai dikenal oleh masyarakat. Album ketiga ini memang di luar
prediksi mereka. Album ini membawa mereka merasakan kesuksesan dalam
karir yang mereka bangun dengan airmata dan cucuran keringat, perlu
diingat mereka dapat berhasil bukan tanpa kerja keras! Mereka telah
melewati masa itu, masa sulit di saat tidak ada sebuah perusahaan
rekaman pun yang mau mendengarkan lagu ciptaan mereka, saat mereka tidak
memiliki harta untuk bertahan hidup, saat mereka tampil di atas
panggung tanpa seorang pun yang memperhatikan mereka, semua kepahitan
dan kegetiran itu telah mereka lalui. Jadi bukan tidak layak bila
sekarang mereka dapat memetik hasil jerih payah yang sudah mereka
lakukan.
Album Langkah Baru membawa radja
meraih Golden Award untuk penjualan kaset di atas 75.000 copy, Platinum
Award untuk penjualan di atas 150.000 copy, Double Platinum Award untuk
penjualan di atas 300.000 copy, Multi Platinum untuk penjualan kaset di
atas 500.000 copy. Prestasi yang tidak pernah mereka bayangkan
sebelumnya ketika mereka mampu meraih semua perhargaan itu.
Kesuksesan
yang mereka raih tidak membuat mereka melupakan hasrat untuk berkarya.
Pada tahun 2006 mereka pun meluncurkan album keempat mereka yang
bertajuk “Aku Ada Karena Kau Ada“. Sekali lagi album inipun mendapat
respons yang cukup baik dalam masyarakat Indonesia. Lagu-lagu radja
semakin merakyat dalam masyarakat Indonesia baik di kota-kota besar
maupun di pelosok daerah. Bahkan mereka pernah tampil menghibur masyarak
Indonesia bagian timur seperti masyarakat di daerah Luwuk dan Papua.
Tidak hanya di dalam negeri, mereka pun mampu memukau masyarakat negara
tetangga, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam, hal ini dibuktikan
dengan beberapa kali mereka tampil menghibur di negara tetangga
tersebut.
Beberapa penghargaan pun kembali
mereka peroleh, salah satunya mereka peroleh dari ajang SCTV Music
Awards yang menobatkan mereka sebagai “Band paling ngetop 2006“. Di
penghujung tahun 2006, kembali mereka berkarya dengan turut
berpartisipasi menciptakan album kerohanian yang diluncurkan pada saat
bulan ramadhan. Album Rohani ini merupakan album kelima radja dan diberi judul “1000 Bulan“.
Di awal tahun 2007, radja
kembali masuk ke dalam studio rekaman untuk mengemas album terbaru
mereka. Latihan sudah dilakukan, lagu sudah diciptakan, alat instrumen
mereka sudah berbunyi, syair sudah dinyanyikan, tinggal kita mendengar
album terbaru mereka yang keenam dan diberi tajuk “6 Untuk Semua“.